if I were U, sam...

Menonton live pertandingan arema adalah impian terbesar ayas... rasanya, benar2 akan menjadi suatu anugrah jika bisa melihat langsung permainan arema, juga tentu saja nawak2 aremania yang menari dan bernyanyi atraktif mendukung arema, seperti yang biasa ayas lihat di siaran tivi. Bukan ga mungkin juga ayas akan melakukan hal yang sama dengan lain, meski jelas, suara ayas ga bakal terdengar diantara ribuan suara aremania... menjadi bagian yang berperan aktif mendukung arema, adalah kebanggaan yang tak bisa ayas jelaskan, bahkan pada diri ayas sendiri.
Entah, kapan impian itu bisa terwujud... dan kebanggaan yang lebih nyata sebagai seorang aremania bisa ayas rasakan.

Tapi ada hal yang membuat ayas bertanya-tanya usai membaca posting seorang kontributor ongisnade.net. Soal pasifnya nawak-nawak aremania sekarang dalam mendukung arema. Tak seperti dulu lagi... ayas sampai harus bertanya pada beberapa nawak yang setia berkunjung ke kanjuruhan bahkan ga jarang bertandang ke manapun mengikuti arema bermain.
Apa benar aremania sekarang tak seperti dulu. Lebih pasif, hanya diam menonton pertandingan, sibuk dengan makanannya sendiri, berteriak ga jelas pada siapa, dan bukan membuat mental tanding para punggawa arema membaik, tapi malah makin down?

Kecewanya, ayas banyak mendapat sebuah anggukan sebagai tanda kalau semua yang ayas tanyakan dijawab OYII...

Fiiuuhhh... jadi jelaslah sudah. Bukan hanya performa pemain arema yang harus dibenahi. Bukan hanya manajemen saja yang perlu transparasi dan perbaikan kinerja. Tapi aremania juga perlu instrospeksi diri. Apa benar kita sudah dukung arema sepenuhnya? Kita selalu berharap arema bisa bermain seperti dulu, yang memiliki loyalitas tanpa batas. Meski gaji telat dibayar, meski manajemen kesulitan keuangan, bukan menjadi penghalang bagi Arema untuk mendulang prestasi, begitupun aremania, tetap mendukung sepenuh hati, seperti yang nawak-nawak ketahui. Tapi dukungan kita sendiri terasa berbeda sekarang, jauh berbeda. Apa kita sudah menjadi nawak yang hanya deket saat senang lalu menjauh saat arema terpuruk? Seharusnya kita juga kembali pada semangat dulu... seharusnya kita juga bercermin, tetap menjaga dukungan yang kita berikan buat arema...

Ayas bukan hendak menyalahkan siapapun, hanya mengajak nawak-nawak untuk saling instrospeksi diri. Kemana semangat bernyanyi dan menari sepanjang pertandingan buat dukung arema itu? Apa kita malu karena prestasi arema terus melorot? Lalu kenapa tak berganti identitas saja, menjadi ’penikmat sepakbola’, atau ’penonton sepakbola’. Rasanya jauh lebih pas buat nawak yang ’hanya’ duduk, nyemil, guyon ma nawak yang lain, pacaran, tidak konsentrasi pada pertandingan, tak jarang pulang ketika permainan belum usai, dsb...

Kalo ada nawak yang berkostum dan beratribut aremania melakukan hal itu, ayas sungguh berduka cita. Di berbagai tempat, ayas yakin ada banyak aremania yang harus gigit jari ketika tidak bisa mendukung langsung sang tim pujaan hati bertanding karena berbagai alasan. Pekerjaan, jarak yang terlalu jauh, waktu yang tidak memungkinkan, kondisi fisik yang tak mendukung, keuangan yang tak kompromi, atau seperti ayas, dituntut untuk melihat dari tivi saja atau melihat review karena ayas wanita (terlebih berjilbab) katanya... ada banyak pertimbangan dan kepentingan yang harus ayas ikut pikirkan sebelum ayas datang ke stadion. Bernyanyi dan menari bersama nawak yang lain...

Tragis, ker...
Ayas yakin, banyak yang akan sependapat dengan ayas ketika mengatakan, aremania yang berada di stadion bersama arema adalah tulang punggung seluruh aremania. Dari merekalah semangat tanding arema bertambah jauh lebih tinggi. Dari merekalah harapan untuk menciptakan citra positif sebagai pendukung yang sportif, atraktif dan cinta damai dititipkan... mereka menjadi nawak-nawak yang seharusnya bisa lebih aktif melakukan ’pekerjaan’ sebagai SUPPORTER Arema yang sesungguhnya, jika memang mereka benar mengikrarkan diri sebagai aremania sejati. Ada banyak tanggung jawab yang diserahkan kepada mereka dari nawak-nawak aremania lain yang tak bisa menjenguk pertandingan live arema. Bukankah suatu kebanggaan buat anda, ker?

Anda tak perlu bertanya seberapa penting tarian anda menginspirasi permainan arema. Anda juga tak perlu ambil pusing seberapa keras nyanyian anda melecut semangat punggawa arema. Anda juga tak usah perduli kreatifitas dan kepemimpinan seorang dirijen kita, sam Yuli sumpil dan nawak-nawak yang lain mampu menginspirasi barisan-barisan supporter indonesia, hingga seorang Andy bahctiar yusuf pun menghasilkan karya besar dari hal tersebut...
Tak perlu, ker... karena semua itu sudah terbukti nyata. Aremania menjadi bagian penting bagi arema. Dari arema kita dinobatkan menjadi supporter terbaik, dan gelar itu yang harus kita jaga, juga demi arema. Prestasi2 arema yang sangat kita banggakan dulu juga tak lepas dari dukungan dan loyalitas aremania pada arema.
Arema dan aremania bagaikan mata uang yang bersisian, tak bisa dilepaskan salah satunya. Arema ada karena aremania, dan aremania juga tercipta karena niatannya mendukung arema.
Menurut ayas, prinsip itu yang harus ada dalam diri seorang aremania. Bukan merasa malu dengan permainan yang memang akhir2 ini tidak terkontrol, hingga hanya bisa duduk diam bahkan menjatuhkan mental pemain-pemain arema sendiri...
kembalilah pada jiwa ’mokong’ khas aremania kita. Yang tak perduli apapun demi mendukung aremania. Ingatlah ribuan nawak-nawak lain yang hanya bisa melihat siaran dari televisi bahkan hanya membaca review pertandingan arema saja... mereka juga ingin berada disana, membantu perjuangan arema semampu yang mereka bisa.. Menjadi kebanggaan yang tak ternilai harganya jika saja ayas bisa menunaikan tugas itu... suatu hari nanti mungkin..
ingat itu, lalu berteriaklah lantang seperti lagu yang biasa kita nyanyikan

AYO...AYO AREMA...
SORE INI KITA HARUS MENANG...

Sekarang, bertanyalah kembali saat anda bercermin, bersiap pergi ke stadion dan mengenakan atribut aremania... ’sudahkah ayas siap mendukung arema, apapun yang terjadi dalam stadion nanti?’


“dalam hidup ini slalu ada kegagalan
perjuangan adalah sejuta tantangan
lapang dada, jiwa besar, menerima kenyataan yang ada

kekalahan adalah jalan menuju kemenangan
tiada kata putus asa terlintas dalam jiwa
tetap tegar dan berjaya di dalam dada
semangat membara….

kami Arema…
terus berjuang sepanjang masa
kami Arema…
tak peduli segala rintangan
tak ada kata menyerah…”

Comments

  1. lah kate nyanyi pie..wong dirigenne di noplet dijak nang ngundab hape di pateni.trus sing jago opini ndek milist yo lungguhne ndek vip...endi arti kata sejati iku..?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

this is how I disappear

gerhana matahari

Ndleming