Posts

Showing posts from November, 2017

"Waktu"

Image
Tentang Waktu yang seringkali terlalu memaksaku untuk maju itu, akupun masih samar tentang sosoknya. Atau rupanya. Atau kehadirannya. Aku tak pernah tahu wujudnya, aromanya. Aku hanya bisa merasakan bahwa Waktu mendekat, mendekap, kadang menguap masuk dalam tubuhku tanpa bisa kucegah. Aku pernah melawannya di penghujung waktu. Kala batas gelap dan terang memuai. Kala ayam jago bersiap senandungkan melodi kehidupan. Aku melawannya. Sendirian. Tapi hingga hari ini aku paham bahwa Waktu masih terlalu tangguh untuk kujadikan musuh. Berkali aku melawan, menangkis, menerjangnya, Waktu tetap diam dalam ketenangan yang begitu memabukkan. Aku sering terlena karenanya. Aku masih saja mendengarkan Waktu berbisik. Memaksaku melakukan ini itu yang jelas kurasa tak pernah berhubungan denganku. Aku benci itu. Aku benci karena tak mampu menolaknya. Aku hampir selalu menuruti keinginan Waktu. Bahkan saat dia berkata dengan lantang ‘bunuhlah dirimu’ setelah semalam sebelumnya Waktu mengaku

masih side B

Image
Aku sambung cerita pada saat aku mulai bersekolah. Ibuku menjahit baju seragam koyak bekas kakak perempuanku yang sudah berhenti sekolah. Katanya ini waktuku untuk menggunakan otak. Mendengarkan guru-guru berceloteh tentang teori kehidupan. Sembari mengenakan seragam lucu penuh tambalan. Iya itu aku. Yang hampir tak pernah bisa menatap lurus kedepan. Terus menunduk memandang ujung sepatu yang usang. Lemnya habis, kainnya ndredet. Ujung kakiku menyembul dari baliknya. Tuhan, ini apa. Tanyaku menahan tangis diam-diam. Jalani saja. Nanti Waktu akan bantu jelaskan. Waktu itu apa? Siapa? Lanjutku bertanya Tapi tak lagi kudengar jawaban. Jadi aku berjalan menuju sekolah. Berjalan kaki hampir lima kilo jauhnya. Dari subuh aku berangkat, sampai disana badanku penuh keringat. Aku tak pernah peduli tatapan teman dan guru. Yang aku tahu hanya pesan Ibu. Untuk menggunakan otak. Dan jangan pernah teracuni dengan teori bodoh buatan manusia. Yakini bahwa melihat itu dengan hati. Men

Side B

Image
Aku gadis desa, yang kebetulan saja sanggup sekolah hingga batas mampu menulis dan mengeja. Masa kecilku penuh dengan kenangan berlari diantara hujan. Terseret arus sungai kala mandi bersama kawan yang kebanyakan lelaki. Jangan bayangkan mandi bersama seperti pikiran sempit para manula, kami masih bocah ingusan yang hanya tahu berteman dan tertawa. Aku juga masih ingat kala ibu menjinjing keranjang besar cucian sembari mengawasiku berjalan. Aku disampingnya, menggenggam erat ujung kebaya yang nyaris koyak saking tuanya. Beberapa kali aku terpeleset karena jalanan hujan yang licin untuk langkah kakiku yang mungil menuju sungai   yang alirannya membelah desa dan mengairi sawah. Beberapa kali pula ibu setia menjemba tanganku, melupakan beban cucian yang jelas terlalu berat untuk tubuhnya yang mini. Saat sampai di arus yang cukup tenang untuk mencuci, dikelilingi bebatuan besar tempat ibu mengulas cucian para tetangga yang diserahkan padanya, aku melangkah perlahan di kedalaman a

Kalau mendadak hilang selera pada donat. Itu pertanda gawat, Paman.

Image
Seperti hari yang lalu Aku mencari info penerbanganmu Melongok jam ratusan kali Mengamati gerak detiknya yang melambat Membaca ulang chatmu Menebak-nebak sampai mana kamu saat ini Berjalan mondar mandir dari kursiku ke toilet Lupa bahwa alarm perut berbunyi berulang kali Ohh, Paman... Biasanya donat coklat kacang mampu membuat perut tenang Tapi entah, Paman Donat itu tak lagi menggairahkan. Meskipun dia gendut dan berisi selai yang lumer hingga terasa seksi dimulut Aku frustasi, Paman Iseng kupesan coklat panas Sambil menunggu, aku membaca sebuah tulisan besar di sudut jendela 'Chocolate contains phenethylamine, the substance is able to produce Endhorpins in the body. Endhorpins, is a hormone that can make a person feel happy' Tapi itu bohong, Paman sudah tandas secangkir coklat panas Pun donat coklat kacang meski hanya 3 cubitan yang mampu kutelan Aku masih saja mondar-mandir Membuka inbox yang nyaris nihil darimu Pun n

Njajan Malangan

Image
Beberapa kali kedatangan teman dan saudara yang berlibur ke Malang. Dan hampir selalu bingung tiap kali ditanya oleh-oleh khas Malang apa, saking banyak dan beragamnya jenis cindera mata khas Malangan. Baik makanan, maupun produk asli Malang. Terlebih, seperti yang kita tahu, belakangan banyak hadir artis2 yang ‘mengklaim’ memiliki produk khas Malang. Sebut saja Strudel, Pie, dsb yang semua diiklankan habis-habisan sebagai ‘khas Malang’. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan mengajak ukm-ukm di Malang Raya bekerja sama dengan mereka. Sah-sah saja sih, namanya juga persaingan usaha. Hanya saja bagi orang-orang yang mencari barang/makanan yang benar-benar lokalan Malang akan sedikit bingung atau malah sengaja datang ke Malang untuk justru mencari produk artis tersebut :) Tapi jangan sedih :D Masih ada tempat yang menyediakan oleh-oleh yang asli dari Malang. Dari Teh naga sampai kaos khas dengan boso walikan. Dari keripik tempe hingga kopi dampit. Salah satu yang