Manusia

 


Nduk, hari ini dan kelak tolong ingatlah selalu untuk mengesampingkan prasangka ke orang lain dulu sebelum bicara. Terutama ke ibuk bapakmu. Adil sejak dalam pikiran itu penting untuk membuatmu runut dan runtut mengerjakan hal-hal bermanfaat untuk hidupmu. Penting untuk menjagamu tetap bisa berpikir positif dan jadi energi tambahan saat 24jam waktumu serasa kurang panjang dibanding pekerjaan harianmu. Semua orang berada dalam level 'baik' yang sama sebelum kalian berinteraksi. Setelah respon pertama itu baru kalian boleh berpikir tentang orang ini, mau dilanjutkan pembicaraan, atau disudahi saja. Menunggu respon, akan membuatmu belajar mendengar dan bersabar, Nduk. Itu penting dimana hari-hari belakangan terlalu banyak contoh orang overreaktif terhadap perilaku orang lain☺️


Terlalu njlimet bahasa ibuk?
Okey, kita ambil contoh saja ya..
Saat kamu perlu bicara, atau meminta sesuatu dari ibuk, bicara saja ya. Jangan mikir "oh ibuk sek sibuk",  "Wah ngkok ibuk marah", "Haduh gak sido wes ibuk mesti melarang."


Bicara saja. Urusan ditolak ibuk, urusan dilarang atau diiyakan itu point kedua setelah bicara dilakukan. Urusan dimarahi atau hal buruk dalam pikiranmu itu jadi hal kesekian yang ga boleh bikin kamu ragu.. ☺️
Sama seperti apa yang bapak ibuk lakukan ke kalian, sejak bayi. Bahkan sejak dalam perut ibuk. "Dek ibuk kesel i, iso bantu beres-beres ga?" Dan tetiba badan ibuk ringan sekali buat mengerjakan pekerjaan rumah, meski bobot kalian di perut ibu sudah 5kg, membuat ibuk gampang jatuh terjengkang kalau tidak hati-hati melangkah 😁


Sampai hari ini, respon atau jawaban kalian setelah ibuk bicara berusaha ibuk terima selalu, mau itu penolakan atau kalian setujui. Mau kamu lakukan pekerjaan itu dengan sebaik mungkin atau sekedar asal-asalan. Setelahnya kita selalu evaluasi bersama, semata supaya kalian tahu standart pekerjaanmu. Dan jadi pegangan buat pekerjaan yang sama di kemudian hari.

Mari perlahan kita belajar bicara, selain belajar berpikir. Karena ternyata kemampuan bicara dan berkomunikasi yang baik itu butuh latihan dan pengalaman panjang yang harusnya dimulai sejak dini. Belakangan ibuk baru sadar, setelah bisa bicara dan ga lagi sibuk overthinking, banyak hal baik terjadi. Banyak perubahan besar dalam hidup ibuk. Banyak hal yang ternyata gak seburuk pikiran ibuk. Dan akhirnya membuat langkah bapak dan ibukmu jadi jauh lebih panjang, hingga tiba di hari ini, hingga bertemu kalian yang sangat bisa ibuk bapak andalkan.

 
Ibuk dan Bapak masih belajar, bukannya sudah ahli. Masih sering terbata-bata menyampaikan ide atau persepsi diri sendiri. Masih sering overthinking lalu menjadi ragu bahkan takut. Tapi pengalaman mengajarkan kami bahwa yang menakutkan itu pikiran diri sendiri. Setelah dijalani, entah dengan gagah berani ataupun takut setengah mati, ehh bisa kok ternyata. Mampu kok ternyata kita jalani. Baik-baik saja kita hari ini. Tidak seburuk dugaan kok ternyata. 

 
Monggo persilahkan saja untuk tiap pandangan orang lain yang datang, entah baik atau buruk. Santai saja, itu hak masing-masing orang kok, Nduk. Dinilai baik atau buruk, yang terpenting kita tahu standartnya. 

Karena standartnya bukan jadi lebih baik dari orang lain. Tapi jadi lebih baik dari kita yang kemarin. 

Yang penting kita sudah geser tuas ke level maksimum, sebisa mungkin, sebaik mungkin. Yang penting kita sudah mau berjalan, belajar, berusaha, dan tidak berhenti di sebatas pikiran saja 🤗


Ilmu teko kanti laku, begitu mbah-mbah jaman dulu beri wejangan. Semoga kalian mengerti, semoga bapak ibukmu tetep mau belajar, semoga kita tetap mau saling memahami, sebagai keluarga yang inginnya selalu mau dan bisa bicara bareng saat hadapi apapun, bukan hanya sibuk menerka-nerka pikiran orang lain, dan selalu menerima tantangan apapun semaksimal mungkin. Bukankah kita -masih- manusia, yang tugasnya sebatas ikhtiar sebaik mungkin, lalu pasrahkan hasilnya pada Gusti Allah🤗☺️


Allahurobbi, aminkan doa kami untuk Kidung Kinanthi agar jadi anak yang runtut dan runut dalam berbicara, yang mendengar sebelum menilai, yang adil sejak dalam pikiran, yang bisa lantang dan lugas menyampaikan pikirannya, yang mau legowo menerima saran orang lain. Mari belajar bareng ibuk bapak meskipun dalam medan yang berbeda, Nduk ☺


Comments

Popular posts from this blog

this is how I disappear

Make You Feel My Love

mengapa harus malang?