semangat yang harus tetap terjaga

Belum selesai satu artikel saya posting tentang anak2 putus sekolah di wilayah saya sendiri, hari ini secara ga sengaja membaca artikel lain tentang anak2 juga. Senada, tapi lebih global…
Huff.. ternyata masalah putus sekolah jauh lebih berat dari yang bisa saya pikir. Terlebih dari yang bisa saya lakukan... but try to be optimis yaa... pasti ada jalan kalo kita mau berusaha ;)


Ada nama ryan, juga semangatnya untuk bersekolah. Meski ga banyak yang saya tau tentang dia, juga ga banyak yang bisa saya lakukan untuk dia, setidaknya saya bisa sedikit lega, karna semangatnya bersekolah masih bisa terus tersalurkan, walau pernah terminal karena keterbatasan biaya. Tahun ini dy bisa mendapatkan ijazah SMA-nya. Berharap lancar2 saja, dan dia bisa fokus pada sekolah, bukan pada biayanya...

Lalu ada Deni Kriswanda, nama yang saya peroleh dari membaca surat kabar. Tercatat sebagai siswa sebuah SMA Terbuka Kepanjen kelas XII IPS I, Deny membuat saya benar2 tak bisa berkata apa2. pagi, dia dan pamannya menjadi seorang sales rokok yang berkeliling ke daerah2 sekitar malang, dan sore, deny bersekolah. Pendapatannya? Hanya 15 ribu saja. Jangan pikir uang itu akan dia gunakan untuk kebutuhannya sendiri, tapi uang itu akan diberikan untuk ibunya yang bekerja sebagai buruh tani. Bapaknya sudah meninggal dunia, dan Deny sudah 2 tahun ini menjalani profesinya tersebut, disamping kesibukan sekolahnya. Untung saja, hari efektif sekolahnya hanya pada hari senin, selasa, rabu dan jumat. Sisanya, dia bisa fokus pada pekerjaan, atau beristirahat.

Yeni Ida Retani, teman sekelas Deny juga memiliki kisah yang tak jauh beda. Gadis asal Ngajum ini juga memiliki orang tua yang tak bisa memenuhi kebutuhan sekolahnya. Akhirnya, Yenny nekad menjadi seorang pembantu rumah tangga di daerah kepanjen, lalu bersekolah setelah semua pekerjaannya terselesaikan. Hal ini dia lakoni gara2 biaya PP dari rumahnya di ngajum – kepanjen terasa memberatkan. Berkat keuletannya itu, akhirnya dia bisa menemukan orang yang mau mempekerjakannya, dan mengijinkannya bersekolah. Meski hanya memiliki sedikit waktu untuk belajar, Yeny sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk bersekolah, di SMA terbuka itu...

Belum lagi deretan nama dari blog dan koran nasional lain tentang anak2 yang tak bisa meneruskan sekolahnya. Semuanya membuat saya tak bisa berkata apa2 lagi. Membuat saya teringat lagi pada masa kecil dan masa2 bersekolah dulu. Ga sebanding tentunya dengan perjuangan ryan, yeni ataupun deni. Meski kesulitan, orang tua saya masih rela berkorban mati2an biar anak2nya bisa bersekolah. Bagi mereka, bagi saya, dan bagi seluruh keluarga, cuma sekolah yang bisa menyelamatkan kami dari kebodohan. Selama ijazah masih menjadi syarat mutlak mendapatkan pekerjaan yang memadai, maka wajib hukumnya buat bersekolah, kalo pengen hidup berubah lebih baik..

Well, lepas dari semua itu , tergantung pada individu masing2 juga sih untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik lagi. Tapi sekolah memang tetap menjadi hal yang paling utama buat saya, dan semoga juga buat calon pemimpin saya nanti. Mungkin saya akan menjadi seperti ibu, yang rela jatah makan berkurang demi membeli buku2 pelajaran anak2nya. Juga rela ngutang kesana-kesini ketika masa raport-an tiba dan diwajibkan melunasi tunggakan2 administrasi sekolah... bukan perkara mudah tentunya, ketika penghasilan yang ga seberapa dari warung es harus mencukupi kebutuhan hidup dan biaya sekolah 4 anak. Terlebih, mbak dan mas sekolah di SMA swasta, dan jarak umur kami ga terlalu jauh. Alhamdulillah, banyak bantuan yang kami terima. Dari mulai JPS, beasiswa, bantuan personal, GNOTA, kakak asuh, semua itu yang akhirnya bisa mengantarkan kami hingga lulus SMA.

Perjalanan panjang itu yang semakin memantapkan keyakinan saya tentang pentingnya bersekolah. Dibalik citra negatif sistem pendidikan di indonesia, selayaknya kita tetap bisa menyalakan semangat untuk bersekolah, semangat untuk mengubah pola pikir. Sekarang, ada banyak media yang bisa menampung adik2 yang tak bisa bersekolah formal. Juga banyak perusahaan2 yang melakukan aksi peduli sekolah, seperti yang digagas samsung lewat samsung hope.
Anda pun bisa berpartisipasi didalamnya, membaca kisah2 para pejuang pendidikan dan anak2 yang mereka bantu. juga aktivitas gelang merah yang dilakukan tunas cendekia.
atau kumpul2 blogger yang akhirnya menghasilkan gerakan coin a chance

Bantuan sekecil apapun, pasti besar artinya untuk masa depan mereka. Anda bisa saja tak percaya, tapi saya sudah membuktikannya. Bahwa semangat ’para dewa’ saya dulu, telah membuat saya belajar banyak. Sadar bahwa kita tak pernah sendiri menjalani hidup... dan masih banyak orang2 yang peduli dengan saudara2 yang tak bisa menjalani proses hidupnya dengan layak, seperti anda...
semangat untuk tetap berjuang itu yang harus kita jaga dan salurkan pada adik2 kita, juga teman2 yang lain agar lebih peduli

Just one click, anda akan tw betapa berharganya kepedulian anda ;)
semoga juga saya bisa berbuat lebih dari sekedar memposting ini...

Comments

Popular posts from this blog

this is how I disappear

gerhana matahari

Ndleming