bukan aremania....?

Seseorang bilang saya adalah pecinta bola. Orang lain bilang saya aremania. Orang yang lain lagi berkata, saya tidak tahu apa2 tentang bola, sekedar have fun saja...

Apa yang bisa saya katakan?
Saya menikmati bola dan permainannya, tapi saya memang tidak pernah mencari tahu siapa2 yang bermain dan siapa2 yang menjadi juara. Gampangannya, ga pernah update. Karena itu saya tak pernah menyebut saya sebagai milanisti, juventini, viking, the jak, apalagi bonek atau sakeramania meski saya sekarang hidup di pasuruan. Saya hanya menyukai semangat mereka mereka meraih point. Bagi saya, permainan bola adalah game yang berada dalam tempo 90 menit plus perpanjangan waktu. 11 pemain didalamnya serta pemain cadangan, wasit, penjaga garis, pelatih, official dan supporter, serta penonton. That’s all. Ga ada yang lain. Tentang nama2 yang berdiri dan mendukung tim, hanya segelintir yang saya tahu. Kaka dan Beckham bermain untuk AC Milan, Ronaldinho adalah pemain Brasil, Messy pemain Barca, Hendro Kartiko kiper persija, sedikit saja yang saya tahu... selebihnya, pemain2 baru? Whuuzzz… hentikan saja berbicara dengan saya tentang nama2 pemain2 itu, apalagi klub2 luar negri. Saya tak pernah update. Bola, bagi saya, adalah permainan olahraga tertua yang mampu menyatukan jutaan orang didalamnya. Fairplay, sportif, rekreatif, fanatisme, tehnik permainan, adalah unsur2 wajib yang menyertainya. Hanya itu yang saya tahu tentang bola. Bila ada pilihan menonton bola atau sinetron, jelas bola jadi pilihan nomer satu. Bola atau konser musik, bola tetap juaranya. Bola atau acara keluarga, hmm.. yang ini, terpaksa dilupain dulu bolanya, daripada perang dunia pecah dirumah. Huehehe....

Bagaimana halnya dengan arema? Mungkin satu klub inilah yang berani saya klaim bahwa saya adalah pendukungnya. Meskipun juga tak terlalu update, setidaknya saya tahu lebih banyak tentang personil2 didalamnya dibanding klub lain. Setidaknya saya selalu menyediakan waktu untuk berusaha melihat pertandingan2nya. Saya juga seorang yang terlahir dimalang, dan saya sangat suka dengan sejarah panjang terbentuknya arema. Perjuangan2 mempertahankannya, hingga segala ketidakadilan, kemenangan, kekalahan yang pernah dialami, setidaknya saya pernah tahu. Satu lagi, kelompok pendukungnya alias Aremania, adalah komunitas yang paling bebas dan paling fleksibel sepanjang pengetahuan saya. Menjadi seorang aremania itu mudah. Tak perlu mendaftar atau registrasi, tak perlu tahu banyak tentang sepakbola, tak perlu menjadi orang malang dulu. Cukup dengan perasaan satu jiwa dan kesadaran penuh untuk membawa nama baiknya. Tidak ada struktur organisasi didalamnya. Tidak ada keharusan menghadiri rapat2 umum, tidak ada juga keharusan membayar iuran. Keanggotaannya adalah, sampai mati. Loyalitas tanpa batas. Didalamnya terdiri dari bermacam golongan usia, profesi, hobi, tingkat ekonomi. Semuanya menjadi satu nama, aremania, kelompok pendukung arema. Tak hanya itu, kefleksibelannya juga menjadikan aremania tidak hanya terpaku pada sepakbola saja. Aremania bisa berarti pecinta kota malang. Bisa juga berarti kelompok kesenian arek2 malang. Bisa juga, kelompok gerakan sadar lingkungan, atau yang lainnya. Tidak ada unsur2 politis yang menungganginya, supporter arema itu mandiri, sebuah gerakan spontanitas dan tidak bersandar pada apapun. Tidak ada keharusan anggotanya adalah orang2 berkartu identitas asli malang. Sangat fleksibel. Namun kebebasan memakai embel2 aremania dan segala kemudahannya tidak menjadikan kelompok ini lemah. Justru dengan tidak adanya struktur organisasi, aremania menjadi jauh lebih kuat dan berkembang terus tanpa mengenal batasan. Hanya satu yang menjadi barometernya, seperti yang sudah saya katakan.

Semangat satu jiwa...

Hanya semangat ini yang menyatukan ribuan orang2 berlabel aremania. Hanya kesadaran untuk menjaga semangat kekeluargaan ini yang mengguyubkan mereka. Ibaratnya, kalau sudah menjadi keluarga, melakukan tindakan yang merugikan anggota keluarga yang lain pasti akan dihindari... kalau sudah merasa bersaudara, perpecahan pasti dijauhi, kalau sudah merasa sepenanggungan, apapun pasti dihadapi bersama. Satu jiwa itu yang wajib dijaga.

Saya orang malang, saya menikmati permainan bola, saya menaruh kekaguman tingkat tinggi pada Arema FC, saya sangat salut dengan kekompakan teman2 aremania, dan saya merasa sangat terhormat jika dikategorikan seorang aremania... meskipun jelas, saya tak mampu memberikan apa2 pada arema ataupun aremania.

Lainnya, saya tak pernah masuk dalam stadion dan melihat live pertandingan2 sepakbola kecuali saat bapak masih menjadi pelatih dulu ( 15 – 17 tahun yang lalu :D ) dan kemaren saat berlangsung pertandingan aremania peduli, saya juga tak punya atribut2 arema kecuali jaket dan satu kaos yang akhirnya dipakai oleh kakak laki2 saya, saya juga tak terlalu tahu tentang nama2 pemain bola dan klub2 yang diikutinya. Sampai detik inipun, saya hanya bisa melihat semua pertandingan bola lewat layar kaca atau radio, sedikit keberuntungan kalo bisa online. Hanya bisa memandang iri pada kakak laki2 atau bapak yang selalu datang di setiap pertandingan arema, terlebih saat bermain di kandang. Dan hanya bisa sebatas memberi sedikit sentuhan rasa aremania di blog ini...

Saya hanya seorang yang secara mengejutkan bisa berkomunikasi dengan pecinta2 bola khususnya aremania lewat milis dan fasilitas social network. Tapi semua orang bisa melakukannya. Tak ada yang istimewa. Saya juga hanya bisa ’mengompori’ ponakan kecil saya, mahmud arsyadul ikhwan untuk bermain bola. Karena bola mengajarkan banyak hal pada saya, yang juga ingin saya tularkan pada my little dudu. Unsur2 terpenting yang juga harus diaplikasikan pada kehidupan. Sportif, fairplay, semangat berjuang, kontrol emosi, kekompakan, kerjasama tim, berpikir cepat dan taktis, saling dukung, loyalitas, menghormati lawan, menyingkirkan sejenak egoisme, belajar dari lawan dan lingkungan, patuh pada aturan dan pola yang disepakati, dan menjadi yang terbaik untuk posisinya.

So, pertanyaan apakah saya aremania, atau pecinta bola, atau orang yang tidak tahu apa2 tentang bola, biarlah terjawab dengan sendirinya sesuai perspektif masing2…

Sampai hela nafas terakhir, bukan pengakuan dari siapapun yang saya butuhkan. Tapi kebebasan untuk mencintai apa yang saya yakini, bahwa saya, satu jiwa dengan aremania. Itu saja.

-Salam satu jiwa-

Comments

Popular posts from this blog

this is how I disappear

gerhana matahari

Ndleming