anggap saja ini undangan..

Saya pernah mendengar bahwa cinta yang tanpa didahului chemistry adalah sia-sia. Saya mempercayai hal itu sampai beberapa saat, untuk kemudian putus asa dengan pencarian itu. Sampai (pada akhirnya) saya ingin membuka diri pada pintu yang selalu terbuka dari awal untuk saya. Sedari dulu.

Saya mengawalinya dengan putus asa. Dengan harapan yang tak terlalu muluk. Hanya ingin dicintai orang yang benar-benar hanya ada untuk saya dan berlaku jujur terutama pada hati. Itu saja.
Harapan yang tak terlalu muluk (buat saya tentu saja) itupun akhirnya berkembang menjadi harapan-harapan baru seiring waktu berjalan.

Kemudian saya tersadar pada kalimat awal tulisan ini. Sesungguhnya, chemistry yang menghadirkan cinta, atau cinta yang menghasilkan chemistry? Dari hubungan ini saya belajar, ini bukan tentang chemistry, tapi keyakinan untuk bertanggung jawab dan berkomitmen untuk cinta itu sendiri. Entah dimulai dengan atau tanpa chemistry, keyakinan cinta yang akan menuntun hati untuk bisa menerima kehadiran orang lain. Menerima segala kurang dan lebihnya, dan membuat kita tersadar bahwa sela jemari kita diciptakan agar dapat bergandengan dengan orang lain. Kita tak pernah bisa sendiri.
Nyatanya, hal yang tak saya mulai dengan chemistry itu masih menghasilkan degup yang sama hingga sekarang, seperti saat pertama memutuskan untuk bersama (itukah yang disebut chemistry?)

Dengan kesadaran itu pula, ditambah semangat untuk menjadi manusia yang jauh lebih baik lagi, saya memutuskan berhenti pada pintu yang kini kuncinya telah saya simpan baik-baik dalam hati.

Terimakasih sebelumnya kepada Mas Yusrizal Helmi yang dengan kesadaran penuh bersedia melewati momen-momen berikutnya bersama saya. Menerima segala resiko untuk menjadikan saya sebagai perjalanan terakhir dalam karir cintanya. Sungguh, bukan hal yang mudah bagi kami pada awalnya. Tetapi keyakinan yang kuat bahwa kami bisa menjadi manusia yang (semoga) lebih baik itu yang akhirnya menyatukan kami, meski tanpa chemistry awalnya. Love at first sight? Mungkin saja. Tapi kami hanya berusaha memupuk keyakinan untuk terus bersama hingga hari kami mengawali langkah menuju bab lain dalam hidup kami, dan seterusnya.


Bismillah, kami awali babak baru perjalanan kami di hari Jum'at 22 April 2011. Dengan segenap keyakinan yang ada, kami mengundang kawan, saudara, sahabat, untuk menjadi saksi kami dengan iringan doa restu di rumah Jalan Kertoraharjo No. 20 Ketawanggede Malang. Adapun pada Minggu, 24 April 2011, kami juga menggelar acara syukuran dirumah Jalan MT. Haryono 1206A Dinoyo Malang.


Monggo hadir, dirumah yang mana saja, berbagi kebahagiaan bersama kami, dan membantu kami mengawali hidup baru yang telah menjadi harapan sekian lama.

Terakhir dan selalu terucap, terimakasih untuk Allah SWT yang tak pernah berhenti memberikan keajaiban bagi kami, memberikan kesempatan berkali-kali pada kami, mengabulkan penantian panjang kami, menyatukan kami berdua dalam kebaikan (amiin), dan merestui niatan kami dengan cara-cara yang membuat kami makin meyakini kebesaranMU. Subhanallah.... Alhamdulillah Ya Robb... :)

Comments

Popular posts from this blog

this is how I disappear

gerhana matahari

Ndleming