Ndleming

Seringkali, dalam hidup kita dipaksa masuk pada keadaan dimana tak ada satupun orang yang mampu memahami apa maksud kita. Baik pikiran maupun tindakan. Kadang, serasa berjuang sendiri meski banyak orang lalu lalang, bicara ngalor ngidul di depan kita. Atau justru mereka mengaku sebagai saudara, teman, karib, bahkan pasangan hidup. Ini keadaan yang sulit untuk dipahami kecuali oleh diri sendiri. Dan tak ada jalan lain selain menuntaskannya sendiri.

Maka dari dulu saya bertanya, apa harapanmu saat bertemu dengan pendamping hidup? Menjadi bahagia bersama? Menua bersama? Menyatukan visi dan misi?
Untuk apa?
Sedangkan kita paham bahwa pernikahan, atau sekedar pertemuan dibalut keakraban badan adalah bukan menyatukan, justru mempertemukan dua jiwa dengan akal, pikiran, visi, misi, dan masa lalu yang jelas berbeda. Bahkan mungkin tujuan hidup yang berbeda. 
Lalu, apakah memang kebahagiaan hanya bisa dicapai dengan bersama orang yang jadi pasangan kita?
Padahal kita tahu, bahagia adalah bumbu dari kehidupan. Dia akan selalu ada meski kita sedang sendiri. Hanya kadang kita tak mampu memaknai. Atau justru seperti tadi, gagal paham memaknai bahagia harus dengan orang lain.

Faktanya, dua pikiran ini justru menimbulkan banyak masalah. Tanpa rasa egois pun tentu hadir masalah. 

Ahh, entahlah... Ini hanya pikiran orang yang sedang sulit dipahami. karena jika saya beranjak pada menjelaskan hal-hal yang tidak dipahami orang tersebut, maka akan banyak benturan. Banyak perbedaan yang mungkin tak mampu saya redam lagi...

Sudah larut. Mari menarik selimut lagi dan bermimpi. Semoga esok SENANDUNG kembali berirama. Aamiin..

Comments

Popular posts from this blog

this is how I disappear

gerhana matahari