Kalau mendadak hilang selera pada donat. Itu pertanda gawat, Paman.
Seperti hari
yang lalu
Aku mencari
info penerbanganmu
Melongok jam
ratusan kali
Mengamati
gerak detiknya yang melambat
Membaca
ulang chatmu
Menebak-nebak
sampai mana kamu saat ini
Berjalan
mondar mandir dari kursiku ke toilet
Lupa bahwa
alarm perut berbunyi berulang kali
Ohh,
Paman...
Biasanya
donat coklat kacang mampu membuat perut tenang
Tapi entah,
Paman
Donat itu
tak lagi menggairahkan.
Meskipun dia
gendut dan berisi selai yang lumer hingga terasa seksi dimulut
Aku
frustasi, Paman
Iseng
kupesan coklat panas
Sambil
menunggu, aku membaca sebuah tulisan besar di sudut jendela
'Chocolate
contains phenethylamine, the substance is able to produce Endhorpins in the
body. Endhorpins, is a hormone that can make a person feel happy'
Tapi itu
bohong, Paman
sudah tandas
secangkir coklat panas
Pun donat
coklat kacang meski hanya 3 cubitan yang mampu kutelan
Aku masih
saja mondar-mandir
Membuka
inbox yang nyaris nihil darimu
Pun nyaris
kuhafal isinya diluar kepala
Padahal aku
tahu pasti
Seperti
biasa kamu tidur nyaman setelah memfoto gulungan awan diantara sayap pesawat,
Sebuah
oleh-oleh untukku dari ketinggian yang tak mampu kujangkau
Kamu tidur
tanpa dengkur, tak terganggu gaduh turbulensi yang membuat awak pesawat sibuk
memberi peringatan
Atau mungkin
kamu sedang santai ngobrol dengan gadis manis di kursi sebelahmu
Dia
kesulitan mengencangkan seat belt
Dan seperti
skenario drama umumnya,
Kamu bantu
dia lebih tanggap dari kru pesawat yang masih sibuk membantu ibu-ibu dengan
bayi di gendongan
Selanjutnya berbasa-basi
bukan tanya soal nama atau tujuan
Apalagi nomor
selular
Tapi pada
buku yang sedang dalam genggamannya
Gadis manis
dan buku, dia sungguh tipemu
Hmm... ya.
Aku hafal trikmu, Paman
Usai berbuih
bicara ini itu, dengan rela dan bahagia si gadis akan mengenalkan nama asli,
lengkap dengan alamat medsos dan bahkan nomor selularnya, tanpa kau minta. Mungkin,
jika beruntung, sedikit kecupan di pipi pun bisa kau curi nanti
Good job,
Paman!
Tapi aku
memaklumi
Karena
beberapa jeda kemudian, ketika pesawat turun sempurna
Ketika kalian
masih sibuk bercanda sembari menunggu antrian bagasi
Perlahan kamu
hapus kontaknya dari ponselmu
Lalu namanya
berganti hanya menjadi sederet nomor tak dikenal
Kamu
lambaikan tangan padanya usai security mengecek bawaan
Tapi dia
gadis muda, Paman
Tentu dengan
semangat dia menghampirimu
Dua kecup di
pipi kiri dan kanan
Sembari berbisik,
See You next
time, Dear.
Lalu usai.
Setelahnya baru kamu melihatku di kejauhan
Masih mondar
mandir dari kursi ke toilet
Di sebuah
cafe yang biasa juga kau singgahi bersamaku
Dari bilangan
tahun yang lalu
Sekarang kau
paham, Paman
Itulah sebabnya
aku bilang gawat saat selera makan donat menghilang
Karena aku
hafal tingkahmu melebihi tingkahku sendiri
Aku
memahamimu melebihi dirimu sendiri
Aku
memaklumi, hingga segala rutinitasmu mampu kutebak selalu
Sejurus
kemudian aku tahu
Kamu peluk
aku dari belakang
Sambil berkata
betapa menjengkelkan berada jauh dariku
Aku
memaklumi itu, Paman
Karena setelah
30 tahun pernikahan ini,
Tak ada lagi
yang kubisa selain memaklumi
Bahwa
pesonamu, Paman
Begitu indah
dan tak mungkin dilewatkan gadis-gadis muda dengan tubuh penuh berisi
Apalagi
kalau bukan memaklumi
Karena aku
tahu kamu akan selalu pulang kepadaku
Sejauh apapun
perjalananmu
Pulang pada
gadis yang telah renta
Menunggumu sembari
mondar mandir
Yang menua
bukan karena waktu
Tetapi karena
cinta yang terlalu memaklumi
Paman, aku
lapar
Mari kita
makan sisa donat tadi
Bersama selai
manis rayuanmu
Nay,--
Comments
Post a Comment