perihal mbelgedhes

Jangan tanyakan cinta padaku. Aku ini juga orang yang justru sedang dibuat bingung dengan cinta yang berganti-ganti rupa. Padahal aku dulu hanya percaya pada cinta yang ada. Datang dan tak pernah pergi. Sudah. Begitu saja.

Lama kelamaan aku dipaksa pada kondisi bahwa cinta itu bisa sangat tidak tulus. Tidak ikhlas. Ikhlas darimana jika dari mencintai itu kita kemudian dipaksa untuk setia, jujur, bermental baja, tanggung jawab, penuh kasih, penuh puja, sapa mesra, berhenti mencaci, tidak cemburu buta, selalu ada, tak berpaling, dan bla bla bla seperti syair lagu unyu - unyu yang hits di tangga chart musik dunia.

Mungkin itu cinta yang ada didunia. Mungkin aku terlalu 10 langkah keatas. Karena belakangan pekerjaanku memang mendongak memandang bintang. Dan aku mendadak hilang selera pada cinta yang kujelentrehkan sebelumnya tadi. Cinta unyu.  Terlalu unyu kadang juga bisa menjerumuskan. Cinta berubah keruh ketika menggenang terlalu lama. Berputar pada masalah dan kondisi yang sama. Padahal kita terus saja dituntut maju oleh Waktu. Tak sekedar maju, tetapi juga berputar, melenting, naik dan turun sefleksibel mungkin. Kita sebut saja itu candaan semesta. Karena kita memang tak mungkin bisa menghindari itu. Kita ini makhluk semesta yang sedang diajak tertawa. Lalu kamu percaya cinta bisa mengalahkan segalanya? Terus tertawa dan menangis bersamaan? Cinta yang unyu itu? Yang masih berharap diberi setelah kita memberi? Yang masih perlu kotak-kotak untuk membedakan mana cinta mana benci? Yang masih perlu bukti setelah waktu membawanya berkeliling jauh? Yang berharap penuh pada tempat semacam surga yang tak pernah ada kepedihan didalamnya?

Oh, sayang sekali itu bukan cinta ternyata. Karena kamu letakkan itu di hati. Padahal hati adalah dzat yang sering berbolak-balik arah. Yang tak pernah duduk tenang di tempatnya. Yang masih mudah sakit oleh kesepian. Yang bisa sangat kering jika tak diperhatikan. Yang begitu berharap hari hujan setelah kemarau panjang.
Dan kini kutinggalkan hatiku disini. Beserta cinta unyu-unyu yang hanya membuatku tak henti menuntut ini itu. Ini hidup, Bang! Tak bisa makan dari cinta. Begitu kataku sadis.  Dan kamu percaya lalu terus saja bertanya harus bagaimana.


Padahal cinta itu terus ada. Bukan di hati, tetapi pada nurani. Dan naluri sebagai hamba Tuhan yang membuat kita mampu menemukan cinta. Sebuah Rasa yang mengalir menemukan kelandaian paling sempurna untuk terus jatuh dan bergemuruh. Tak ada apapun didalamnya kecuali Rasa itu sendiri. Nikmati dan kelak kamu akan tahu apa yang harus dilakukan pada kedalaman Rasa yang hakiki.

Pada cinta yang mengalir, kita tak perlu lagi kaki untuk berjalan. Kita tak perlu lagi tangan untuk mendayung. Kita tak perlu lagi kata untuk memuji. Kita tak perlu lagi mata untuk mencari bukti. Setiap saat kita hanya merasa. Lalu mengada. Dan memantulkan itu kesegala arah. Terang dan indah. Itu RASA CINTA. Jika cinta adalah cangkang, maka rasa adalah isinya. Yang kita butuh RASA CINTA, bukan? Dan itu yang akan membuat kita mampu kembali percaya pada cinta yang ada. Datang dan tak pernah pergi. Sudah. Begitu saja.

Comments

Popular posts from this blog

this is how I disappear

gerhana matahari

Ndleming