Mimpi




Setelah pamitmu yang terburu
Aku tertidur dalam penat yang sangat
Hingga datang sebuah kisah dalam lelap
Entah mimpi entah nyata
Disana aku bersamamu
Berteman karib serupa awan dan hujan
Lalu entah mengapa kamu juga ucapkan perpisahan


Tuhan, bahkan dalam bunga tidur akupun harus menangisi langkahmu yang menjauh
Fokus berganti pada cerita
Aku ada dalam sebuah mobil yang berjalan pelan menuju sebuah rumah
Aku melihatmu dari jendela
Mengikutiku dengan motor tanpa mantel
Sedang hari hujan begitu cengeng
Aku memasuki sebuah rumah
terlalu lelah untuk melakukan apa saja
hingga hanya meringkuk dan terlelap yang aku bisa
meringkuk persis kucing kecil yang kedinginan
Lalu aku bermimpi
Aku memelukmu tetap dalam posisi meringkuk
serupa kamu memeluk beruang kecil yang kamu sebut Nay
Tetiba kamu menghadapku
Sebuah kecupan lembut tepat di bibirku darimu
membuatku terbangun dari lelap yang sangat
Dalam mata yang remang aku melihatmu tersenyum lucu
Berkata kamu rindu dan tak bisa selesaikan larimu sendiri
Aku masih terkejut dengan perasaan pada bibirku yang menghangat
Sembari terus aku memelukmu, aku bicara dalam ketenangan luar biasa
"Mari kita selesaikan bersama"
Aku menuju dapur setelahnya,
Meminum bergelas-gelas air putih
Dan mimpipun usai
Aku terbangun dalam dunia yang sebenarnya
Sadar seketika dalam tarikan nafas yang teratur
Dalam bibir yang masih terasa hangat oleh kecupmu
Dalam hujan yang begitu deras diluar jendela

Terimakasih.
Aku tenang luarbiasa dengan caramu hadir malam ini
Aku tahu, kamu sedang berdoa untukku
Tanpa sadar aku menelungkupkan tangan dan ikut berdoa
Melafadzkan tanda cinta tujuh ayat
agar Sang Waktu bersedia menjagamu selalu

Hai, pemilik sepatu biru
Aku anggap mimpi ini adalah wujudmu yang baru
Dalam penantian Waktu yang sedang berkarya

Comments

Popular posts from this blog

this is how I disappear

gerhana matahari

Ndleming