Sungguh Baik dan Benar?

Kerapkali orang hanya mau (atau mampu?) melihat sisi luar seseorang lalu mengambil kesimpulan sendiri dari subyektifitas yang ditangkapnya. Bahwa seseorang yang diam saja misalnya saat teman yang lain bekerja, belum tentu dia malas. Bisa jadi dia sedang sakit gigi, sakit perut, anemianya kambuh, tetapi tidak dikeluhkan hanya karena tidak ingin merepotkan orang lain. Hal pertama yang seharusnya kita lakukan adalah bertanya, menyapa, mengajak sehingga kita bisa tahu dari jawabannya, dari reaksinya, dari responnya. Bukan langsung mengambil kesimpulan bahwa dia malas, tidak tenggang rasa, sulit diajak kerjasama, dsb kemudian menyebarkan kesubyektifan kita terhadapnya pada orang lain. Dampaknya, orang lain juga akan memiliki cara pandang yang sama dengan kita. Belakangan kita mudah sekali 'terprovokasi' dengan hanya melihat, mendengar persepsi orang satu terhadap yang lain, yang belum tentu juga benar. Kata Si Z, Si A itu begini dan begitu, maka begitu pula persepsi kita ter...