K.I.D.U.N.G
Art is not about beautiful or not. It's about how you can turn your idea into media, as simple as possible.
Hari ini beberes kamar dan menemukan gambar ini. Dalam keadaan kucel karena sepertinya diremas-remas dan ingin dibuang.
Ya, ini hasil karya anak saya. Kidung- 6 years old, 2nd grade of kindergarten school..
Seringkali saya menemukan hasil gambar dengan kondisi begitu. Digambar tidak di media yang proper, tapi justru disana letak kekaguman saya.
Dengan sedikit teknik sulap, berbekal lakban, agak lumayan rapi lah yaa buat dipajang di tembok kamar 😁😁
Duh, Nduk. Banyak orang sengaja beli alat gambar bagus supaya hasil karyanya indah dipandang. Sementara kamu, enak aja gitu ngegambar di kertas entah nemu dimana, dengan krayon 12 warna seharga sepuluh ribuan itu. Dan, idenya itu loh. Selalu bikin emak surprised.
Kalau boleh saya artikan caption gambar ini kira-kira jadi begini :
Ya entah saya yang lebay atau lagi baper. Melihat saya dan bapaknya yang seakan sibuk sendiri dengan kerjaan ((alasan klasik!!)) tapi anak-anak bisa seimajinatif itu kan yaa emang bikin mbrebes mili. Habis lihat dimana ya sampai Kidung kepikiran bikin gambar soal bumi. Bisa jadi dari Bobo yang beberapa edisi kemarin mbahas soal iklim dan perubahan ekosistem bumi, bisa jadi juga karena melihat kakak sepupunya bikin poster kampanye sayangi bumi buat tugas prakaryanya.
Yang jelas saya jadi makin yakin, bahwa anak-anak tumbuh dan besar sesuai dengan lingkungan, teladannya setiap hari, apa yang mereka baca, dengar, dan rasakan bisa jadi referensi untuk mereka melakukan banyak hal.
Satu hal yang harus kami yakinkan sih buat Kidung, atau Kinanthi, atau anak-anak yang lain saat mereka berusaha mewujudkan idenya menjadi prakarya. Bahwa tak ada prakarya yang jelek di mata seni. Yang ada hanya soal selera, jam terbang, skill, dan yang tak kalah penting, attitude. Bahwa sebagus apapun karyamu, tidak boleh menjadi alasan untuk berlaku sombong atau meremehkan orang yang lebih junior.
Terus belajar ya, Nduk. Dan jangan diuntel-untel lagi karyamu. Mungkin bagimu murah, atau mudah untuk bikin lagi. Tapi jangan, mulai hargai karyamu, dirimu sendiri, dan lebih percaya bahwa jika dilatih, kita bisa menjadi setinggi apapun yang kita citakan.
Mulai belajar bikin di media yang lebih proper dan tantang dirimu sendiri. Kamu tahu kan ibuk dan bapak pasti selalu dibelakangmu, mendukung langkahmu, selama semua di koridor seni yang baik dan santun 😊
As always, We love you, Kidung, Kinanthi 😘
Hari ini beberes kamar dan menemukan gambar ini. Dalam keadaan kucel karena sepertinya diremas-remas dan ingin dibuang.
Ya, ini hasil karya anak saya. Kidung- 6 years old, 2nd grade of kindergarten school..
Seringkali saya menemukan hasil gambar dengan kondisi begitu. Digambar tidak di media yang proper, tapi justru disana letak kekaguman saya.
Dengan sedikit teknik sulap, berbekal lakban, agak lumayan rapi lah yaa buat dipajang di tembok kamar 😁😁
Duh, Nduk. Banyak orang sengaja beli alat gambar bagus supaya hasil karyanya indah dipandang. Sementara kamu, enak aja gitu ngegambar di kertas entah nemu dimana, dengan krayon 12 warna seharga sepuluh ribuan itu. Dan, idenya itu loh. Selalu bikin emak surprised.
Kalau boleh saya artikan caption gambar ini kira-kira jadi begini :
This is earth that we lived in. This is our house, our playground. Be kind to the earth, then it will be paradise for us, for our children, for the next generation.
Ya entah saya yang lebay atau lagi baper. Melihat saya dan bapaknya yang seakan sibuk sendiri dengan kerjaan ((alasan klasik!!)) tapi anak-anak bisa seimajinatif itu kan yaa emang bikin mbrebes mili. Habis lihat dimana ya sampai Kidung kepikiran bikin gambar soal bumi. Bisa jadi dari Bobo yang beberapa edisi kemarin mbahas soal iklim dan perubahan ekosistem bumi, bisa jadi juga karena melihat kakak sepupunya bikin poster kampanye sayangi bumi buat tugas prakaryanya.
Yang jelas saya jadi makin yakin, bahwa anak-anak tumbuh dan besar sesuai dengan lingkungan, teladannya setiap hari, apa yang mereka baca, dengar, dan rasakan bisa jadi referensi untuk mereka melakukan banyak hal.
Satu hal yang harus kami yakinkan sih buat Kidung, atau Kinanthi, atau anak-anak yang lain saat mereka berusaha mewujudkan idenya menjadi prakarya. Bahwa tak ada prakarya yang jelek di mata seni. Yang ada hanya soal selera, jam terbang, skill, dan yang tak kalah penting, attitude. Bahwa sebagus apapun karyamu, tidak boleh menjadi alasan untuk berlaku sombong atau meremehkan orang yang lebih junior.
Terus belajar ya, Nduk. Dan jangan diuntel-untel lagi karyamu. Mungkin bagimu murah, atau mudah untuk bikin lagi. Tapi jangan, mulai hargai karyamu, dirimu sendiri, dan lebih percaya bahwa jika dilatih, kita bisa menjadi setinggi apapun yang kita citakan.
Mulai belajar bikin di media yang lebih proper dan tantang dirimu sendiri. Kamu tahu kan ibuk dan bapak pasti selalu dibelakangmu, mendukung langkahmu, selama semua di koridor seni yang baik dan santun 😊
As always, We love you, Kidung, Kinanthi 😘
