NTMS



Akan selalu ada hal yang membuatmu kesal, setiap harinya. 

Macetnya jalanan, panasnya udara, hujan yang udah kaya tagihan deres tiada henti, tugas yang seperti teror, masuk angin yang selalu datang dadakan disaat sibuk-sibuknya, status WA temen yang nyinyir, kelakuan orang sekitar yang random, dan lain lain. 

Lalu apa yang harus kita lakukan, gimana caranya biar hal-hal itu ga mengganggu kita?

Pada akhirnya kita hanya harus kembali pada kesimpulan. Tidak ada yang bisa kita atur dan kendalikan kecuali diri sendiri. Fisik dan psikis sepenuhnya kita yang bisa kontrol, diluar itu kita tak mungkin bisa mengubah apapun, sebelum selesai dengan diri sendiri. 

Ya biar saja jalanan macet, orang teriak berebut jalur. Beli es teh manis buat tambahan asupan gula sekaligus pendingin suasana, mungkin bisa membantu kita stay selow. Takut diabetes? Yowes banyu putih wes.. Atau sekalian wudhu. 

Ya biar saja tugas datang kaya tagihan. Kalau terlalu banyak sampe bingung kerjain yang mana dulu, bikin list. Pilih yang paling urgent untuk dikerjakan. Bikin skala prioritas dan perkiraan waktu selesai jika memungkinkan. Buat saya, yang gampang kedistract saat ngerjain sesuatu, list ini bisa jadi pegangan sekaligus pengingat tugas. 

Lakukan saja sembari sedia kopi dan cemilan penyemangat. Semakin cepat dikerjakan, makin cepat selesai juga. Fokus saja dulu pada apa yang di depan mata. Cucian segunung, kucing berantem, apalagi nyinyiran netijen, biarin saja dulu. Nanti selesai tugas yang urgent, baru pindahin fokus ke pekerjaan lain. Satu-satu, biar cepat selesai. Memang butuh latihan untuk bisa fokus pada 1 pekerjaan dulu, tapi ternyata lebih efisien, hemat waktu dan tenaga. Saat berhasil dengan 1 tugas, biasanya jadi pendorong buat semangat ngerjain tugas lain. 


Masih gak kekejar? Delegasikan orang terdekat buat bantuin. Ga ada yang bisa bantuin? Cari tenaga dan jasa orang lain. Jaman sedigital ini ga mungkin kita ga nemu jasa pekerjaan sehari-hari yang kita butuh. Dari pesan makan sampe anter anak sekolah, belanja ke pasar atau antri obat, semua ada dan gampang. 

Jadi kelebihan kita yang tinggal di era modern itu, ada lebih banyak pilihan untuk mengembangkan diri. Untuk ga keganggu dengan hal-hal yang terjadi di luar kendali kita. Untuk bisa bahagia tanpa perlu nunggu tiket gratis liburan eropa dari traveloka, atau dapat undian shopee 10 miliar. Nunggu gift saat live, Atau punya pasangan semacam raffi ahmad, ga perlu. Ada banyak cara untuk bisa makin sederhana justru di era modern yang makin banyak pilihan fasilitasnya. 

Karena itu, sesekali coba lihat lagi hari-harimu. Syukuri jika ternyata ada orang yang membantu tugas harianmu. Entah mbah e anak-anak, entah suami, entah anak-anak itu sendiri. Atau syukuri untuk uang lebih yang membuatmu bisa bayar jasa kurir, laundry, ART. Syukuri sekecil apapun bantuan yang datang. Perlahan akan membuat kita lebih anteng menjalani hidup. 

Sehat mental itu yang utama. Apa artinya uang, gaji besar, jabatan, dll kalau mental kita mudah ambyar justru karena hal sepele? Kucing nelek saja bisa jadi pemicu ga sopo-sopoan. Perkara status di WA bisa bikin meneng-menengan 3 abad πŸ˜„

Terlalu banyak kedistract dengan hal-hal kecil itu pertanda masih belum selesai dengan diri sendiri. 

Sehat fisik juga tentu perlu. Karenanya saat mental terjaga, fisik juga akan mengikuti. Mensana in corpore sano kan ya 😊

Jadi, sayangi kamu sendiri sebelum hal-hal diluar kamu. 

Kendalikan kamu dan pikiran-pikiran random yang bikin mumet sendiri itu. Jangan-jangan kita capek tiap hari itu hanya karena sibuk membenarkan prasangka dan lupa bertanya kebenarannya. Serasa sudah bicara dan tahu resikonya padahal masih sebatas pikiran. Durung-durung wes mikir elek😁


Jadi iyakan saja kalo saya jarang update status, dan sebaliknya, jarang lihat status orang. Iyakan saya yang hiatus dari medsos populer. Entah menurutmu cupu, ga mbois, kudet, mboten nopo-nopo 😁

Iyakan saja kalau saya pilih beli pakan kucing dan beberapa kebutuhan lain manfaatin gratis ongkir marketplace alih-alih muteri jalanan.

Iyakan saja kalo lebih milih ngopi dan tandur di jemuran daripada ke rumah tetangga. Bukan karena apapun. Apalagi satru-satruan. Mboten. 

Semata hanya karena sedang di fase belajar menyenangkan diri sendiri dulu. Belajar mengenal lebih dalam diri sendiri setelah bertahun-tahun playon ga eruh tujuan. Menghemat energi setelah urusan negara perihal ekonomi selesai. 

Mosok yo gak metu? Gak kumpul uwong? Kumpul dong. Tiap hari ke pasar juga, ke sekolah. Tiap bulan rutin pertemuan warga. Tiap dihubungi, dibutuhkan tenaga juga sebisa mungkin datang. Ditelpon? Diangkat juga. Saya bukan tipe pengabai telpon kecuali iseng ato memang pas lagi jauh dari hp. Asal bukan nomer random. Informasi warga? Alhamdulillah update juga. 

Cara orang ya memang beda-beda untuk bisa menenangkan diri diantara hari yang bikin gampang tantrum. Buat saya pilihan diatas adalah yang paling bisa dan paling efektif bikin anteng, untuk fokus mengisi penuh lagi social battery yang gampang habis. 


Anyway, ayo sama-sama belajar hidup anteng. Pandai memilah dan memilih. Supaya tahu mana yang pokok mana yang imbuhan. Mana yang perlu dieman atau dibuang. Mana yang butuh dimarahi atau sekedar diesemi. Mana yang perlu ditertawakan mana yang harus dipendam. Supaya 24 jam waktu sehari cukup bermanfaat untuk kita jalani dengan sehat. Jasmani dan rohani 😊

Karena selalu ada alasan untuk kehadiran kita di dunia. Kita itu, berharga dengan atau tanpa validasi orang lain. 

Tulisan akhir ppkm hingga 2025. Lagi-lagi, tulisan yang butuh dibuktikan dulu seberapa efektif untuk dijalani, sebuah kesimpulan untuk jadi pegangan lagi saat oleng. Notetomyself #ntms


Comments

Popular posts from this blog

Kalau mendadak hilang selera pada donat. Itu pertanda gawat, Paman.

:.middle of nowhere.:

Kun..