Posts

Recent post

NTMS

Akan selalu ada hal yang membuatmu kesal, setiap harinya.  Macetnya jalanan, panasnya udara, hujan yang udah kaya tagihan deres tiada henti, tugas yang seperti teror, masuk angin yang selalu datang dadakan disaat sibuk-sibuknya, status WA temen yang nyinyir, kelakuan orang sekitar yang random, dan lain lain.  Lalu apa yang harus kita lakukan, gimana caranya biar hal-hal itu ga mengganggu kita? Pada akhirnya kita hanya harus kembali pada kesimpulan. Tidak ada yang bisa kita atur dan kendalikan kecuali diri sendiri. Fisik dan psikis sepenuhnya kita yang bisa kontrol, diluar itu kita tak mungkin bisa mengubah apapun, sebelum selesai dengan diri sendiri.  Ya biar saja jalanan macet, orang teriak berebut jalur. Beli es teh manis buat tambahan asupan gula sekaligus pendingin suasana, mungkin bisa membantu kita stay selow. Takut diabetes? Yowes banyu putih wes.. Atau sekalian wudhu.  Ya biar saja tugas datang kaya tagihan. Kalau terlalu banyak sampe bingung kerjain yang ma...

Paylater, Pailit Later

Image
Ternyata pemahaman saya salah tentang rezeki selama ini. Dan sedikit ilmu dan kesadaran itu justru saya dapat setelah jatuh dalam hutang yang diluar kemampuan bayar. Iya, sungguh rasanya kapok sekali dengan yang namanya hutang. Menyesal, geram sekaligus penasaran dengan kondisi yang tetiba saja kami hadapi. Lalu mulai sibuk mencari apa yang salah, karena jelas ada pemahaman yang keliru dengan output yang seperti itu meskipun menurut saya ((dulu)) cara yang ditempuh sudah benar.  Rupanya benar bahwa sombong itu sifat manusia, saat sudah merasa bisa, merasa mengerti, dan mulai lupa bahwa segala hal terjadi atas KuasaNya.  Berpikir bahwa hutang itu solusi dari masalah padahal jelas ada imbuhan bunga di dalamnya. Merasa bahwa gaji itulah yang menjamin hidup, alih-alih rezeki sudah ada yang mengatur. Lupa dan takut mengurangi kenyamanan hidup jika sampai uang kurang.  Pada akhirnya menjalani bulan-bulan dengan tagihan berjalan itu tidak pernah semudah yang disangka diawal. Dik...

Merobek Sumatra

Image
Apa yang terlintas dalam pikiran kala tersebut nama-nama kota di pulau Sumatra? Mentawai, Aceh, Sawahlunto, Padang, Batam, Jambi, dsb... Bisa jadi kita akan tertuju pada kulinernya. Siapa yang tak kenal masakan padang? Pada warung kopi yang tersebar di seluruh penjuru aceh karena budaya ' ngopi dan nongkrong ' yang kental disana. Atau pada ombak yang membuai surfer-surfer dunia di lautan Mentawai. Bisa jadi juga kita terkenang Cut Nyak Dien, perang Padri, GAM, atau justru tsunami Aceh.  Lewat buku ini saya diajak mengenal Sumatra lebih akrab. Satu-persatu wilayah dijelajahi penulis, ditangkap memorinya melalui catatan perjalanan dan foto-foto yang membuat ndoweh   spechless . Gaya penulisannya mengingatkan saya pada Agustinus Wibowo , yang berhasil 'menghadirkan' gambaran tentang Asia Tengah dengan detilnya dalam 'trilogi' bukunya (Selimut Debu, Garis Batas, dan Titik Nol)  Tak hanya pada lanskapnya, tetapi juga karakter penduduknya. Dibuku ini, begitulah...

Penampilan

Image
Suatu pagi, berpakaian rapi dan bawa seabrek berkas kesehatan bapak, jadwalnya kontrol ke dokter jantung. Nunggu angkot depan gang, ada tetangga tanya "Sampean saiki ngajar dimana? " "Oalah, mboten. Kajenge ten Rumah sakit, pak" Jawab saya dalam bahasa jawa kromo amburadul.  Dalam hati mbatin, apa terlalu berlebihan ya pakaiannya. Padahal hanya pakai kemeja putih, celana denim, kaos kaki, sandal baim 20ribuan dan berhijab seperti biasanya saja. Sampai RS, melewati pak cleaning service yang lagi bebersih dan otomatis mbungkuk sambil bilang "nuwun sewu" Bapaknya balas menjawab, "monggo Dok" Otomatis bikin saya noleh dan nahan ketawa.  Singkat cerita, balik pulang karena dokternya absen. Bablas menuju pasar sekalian belanja dan order barang untuk di kantin sekolah. Pas belanja di tempat langganan, dipanggil 'ibu' dan bicara bahasa kromoan. "Lapoe mbak samean boso nang aku" Kata saya Si mbak kaget, otomatis noleh dan nepuk pundak sa...

Manusia

Image
  Nduk, hari ini dan kelak tolong ingatlah selalu untuk mengesampingkan prasangka ke orang lain dulu sebelum bicara. Terutama ke ibuk bapakmu. Adil sejak dalam pikiran itu penting untuk membuatmu runut dan runtut mengerjakan hal-hal bermanfaat untuk hidupmu. Penting untuk menjagamu tetap bisa berpikir positif dan jadi energi tambahan saat 24jam waktumu serasa kurang panjang dibanding pekerjaan harianmu. Semua orang berada dalam level 'baik' yang sama sebelum kalian berinteraksi. Setelah respon pertama itu baru kalian boleh berpikir tentang orang ini, mau dilanjutkan pembicaraan, atau disudahi saja. Menunggu respon, akan membuatmu belajar mendengar dan bersabar, Nduk. Itu penting dimana hari-hari belakangan terlalu banyak contoh orang overreaktif terhadap perilaku orang lain☺️ Terlalu njlimet bahasa ibuk? Okey, kita ambil contoh saja ya.. Saat kamu perlu bicara, atau meminta sesuatu dari ibuk, bicara saja ya. Jangan mikir "oh ibuk sek sibuk",  "Wah ngkok ibuk m...